Ramainya pemberitaan hacker Bjorka kembali membuat masyarakat bertanya-tanya: apa hacker merupakan profesi yang merugikan? Jika ditelaah, hacker atau peretas menguasai kemampuan yang sangat berguna di bidang teknologi, dari mengetahui bahasa pemrograman hingga sistem terkini yang digunakan pada perangkat elektronik. Bahkan untuk menjadi hacker, tak sedikit orang yang sengaja belajar IT untuk mengasah skill-skill yang diperlukan.
Ya, hal ini juga menjawab rasa penasaran Anda terhadap profesi hacker. Jika digunakan untuk kepentingan yang benar, profesi ini akan memberikan berbagai manfaat Anda. Lalu, seberapa menjanjikan hacker yang dijadikan sebagai pekerjaan tetap?
Potensi hacker sebagai pekerjaan tetap
Mengikuti kursus IT untuk menjadi hacker profesional barangkali akan memakan biaya yang tak sedikit. Namun, hasilnya sepadan dengan pendapatan yang Anda terima. Berdasarkan Jobskarir.id, rata-rata penghasilan per tahun hacker dapat menyentuh Rp334,5 juta sampai Rp1,2 miliar.
Sumber penghasilan ini tentunya berbeda dari tujuan hacker. Hacker ‘jahat’ yang dikenal sebagai hacker black hat umumnya mendapatkan gaji dari aksi kriminal. Sementara gaji untuk hacker ‘baik’ berasal dari ilmu dan pengetahuan yang diaplikasikan sesuai Cyber Security.
Cyber Security merupakan strategi atau tata kelola yang diterapkan untuk memproteksi server, sistem, hingga perangkat dari kebocoran maupun kerusakan yang berisiko mengancam data-data penting. Jumlah orang-orang yang belajar IT demi menguasai Cyber Security pun mengalami pertambahan signifikan karena kebutuhan yang semakin meningkat.
Di Indonesia, gaji hacker yang berkaitan dengan Cyber Security tergolong tinggi, yakni bisa sampai Rp10.000.000 per bulan. Profesi yang ditekuni pun tak hanya berkutat pada Information Security Specialist. Ada sejumlah profesi lain seperti Auditor Security, Penetration Tester, Network Security Engineer, Cyber Security Consultant, hingga Developer Software Security yang juga memerlukan basic seseorang sebagai peretas.
Membedakan antara hacker dengan cracker
Sebelum daftar kursus IT buat menjadi hacker, Anda perlu mengetahui perbedaannya dengan cracker. Justru kedua istilah ini harus diluruskan supaya masyarakat tak lagi menganggap hacker sebagai hal buruk dan Anda bisa tenang belajar IT demi menggeluti bidang tersebut.
Hacker yang ditugaskan untuk pekerjaan positif biasanya meretas ke sistem komputer maupun website untuk meningkatkan sistem yang mengalami kerusakan. Selain itu, mereka akan melakukan analisis tertentu untuk mencegah risiko yang sama terulang.
Sementara cracker ditujukan untuk penyusup atau peretas yang punya tujuan negatif. Sebagian besar tindakan mereka bersifat olegal dan melanggar hukum. Beberapa di antaranya mencuri data kartu kredit hingga membocorkan informasi negera.
Semakin berminat ikut kursus IT buat menjadi hacker handal? Codingstudio.id membuka peluang buat Anda untuk mempelajari ilmu terkait profesi ini hingga menjadi ahli. Silakan kunjungi website-nya untuk mengetahui lebih banyak informasi tersebut.